PROPOSAL
PENELITIAN
Pengaruh
Sosial Media Instagram terhadap Gaya Hidup Konsumtif Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Malang
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial

Dosen Pengampu:
Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si
Disusun Oleh:
Irma
Elfina Lukmana (201410040311474)
ILMU KOMUNIKASI H
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2016
A.
Latar
Belakang Masalah
Majunya
teknologi dan arus informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada
pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi perkembangan media ikut juga
berperan aktif dalam perubahan gaya hidup seseorang baik media elektronik,
cetak maupun online. Media sosial yang menawarkan aplikasi khusus dan dikemas
secara menarik juga membantu penggunanya untuk terus mengikuti perkembangan
media sosial itu sendiri. Media massa menawarkan berbagai kemudahan dalam
penyebarluasan dan penerimaan informasi. Mudah dan cepat juga menjadi andalan
dari media sosial itu sendiri. Hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan sosial baik secara positif maupun negatif.
Salah
satunya media social yang sedang gencar-gencarnya di kalangan remaja saat ini
adalah Instagram. Instagram sendiri merupakan tempat untuk mengunggah dan
berbagi foto-foto kepada pengguna lainnya. Sistem social di dalam Instagram
adalah dengan menjadi pengikut akun pengguna Instagram lainnya. Dengan demikian
komunikasi antara sesama pengguna akun dapat terjalin dengan memberikan tanda
suka dan juga mengomentari foto-foto yang telah di unggah oleh pengguna
lainnya. Pengikut juga menjadi salah satu unsur yang penting, dimana jumlah
tanda suka dari para pengikut sangat mempengaruhi apakah foto tersebut dapat
menjadi sebuah foto yang populer atau tidak. Oleh karena itu para remaja dan
anak-anak zaman sekarang berlomba mengunggah foto sedemikian rupa agar
mendapatkan banyak like hingga menjadi foto yang populer.[1]
Dampak
yang dapat terjadi terhadap remaja dan anak-anak ini sebagai pengguna Instagram
yaitu krisis percaya diri, persaingan kehidupan mewah, konsumtif, dan tidak
menatap realita atau kenyataan. Dalam hal ini mereka selalu mengikuti trend
yang sedang berlangsung di dunia dan dikalangannya. Seperti kasus anak-anak
yang rela menghabiskan uang mereka untuk membeli pakaian yang sedang trend
digunakan saat itu. Karena mereka tidak mau dibilang ketinggalan zaman oleh
teman-temannya dan dianggap tidak mengikuti zaman.pakaian yang sedang trend
digunakan pada saat itu. Semakin high class foto yang mereka unggah maka disitulah tingkat
kepopuleran mereka diukur.
B.
Rumusan
Masalah
Bagaimana
sosial media Instagram dapat mempengaruhi tingkat gaya hidup yang konsumtif
terhadap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang?
C. Tujuan dan Lingkup Penelitian
a.
tujuan
Untuk
mengetahui seberapa besar media social instagram mempengaruhi gaya hidup
konsumtif mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Malang.
b. Lingkup
penelitian atau indikator variabel
Pemilik
akun media social instagram dengan kelas A, B, dan C sebagai indikator variabel
bebas. Dan gaya hidup konsumtif Mahasiswa Universitas Muhammadiyah malang
sebagai idikator variabel terikat.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat
teoritis
Dapat menambah khasanah,
pengetahuan, dalam hal pengaruh media social instagram terhadap gaya hidup konsumtif
remaja. Dan Hasil penelitian dapat dipakai sebagai referensi peneliti
selanjutnya.
b.
Manfaat praktis
Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan bahasan pertimbangan bagi
semua pihak dalam memahami social media terutama Instagram yang dapat mengubah
gaya hidup konsumtif masyarakat khususnya kalangan remaja dan anak-anak. Serta
memberikan manfaat bagi semua pihak.
E.
Batasan
Konsep dan Operasional
Batasan
konsep
Media Sosial (Social Media)
adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya
(internet). Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi,
berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan
membangun jaringan (networking). Sebuah media online, dengan para
penggunanya (users) bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia virtual.
Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang
memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital,
dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial,
termasuk milik Instagram sendiri. [2]
Menurur Minor dan Mowen (2002, p.
282) Gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, membelanjakan uangnya,
dan bagaimana mengalokasikan waktu. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang
yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan
uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktunya.
Konsumtif yakni suatu perilaku
yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah yang berlebihan, penggunaan
segala hal yang dianggap paling mahal memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik
sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan oleh suatu
keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata (dalam Sumartono,
2002).
Batasan operasional
Media social instagram memiliki
pengaruh yang sangat kuat dan daya saing yang tinggi terhadap gaya hidup
konsumtif khususnya pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Sehingga
memunculkan kelas-kelas sosial, menimbulkan gengsi, dan menimbulkan rasa
percaya diri yang tinggi terhadap apa yang dikenakannya atau dibelinya.
F.
Hipotesis
Penelitian
-
Rumusan masalah assosiatif : Bagaimana
sosial media Instagram dapat mempengaruhi tingkat gaya hidup yang konsumtif
terhadap mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang?
-
Hipotesis penelitian : ada pengaruh akun
social media instagram terhadap gaya hidup konsumtif Mahasiswa Muhammadiyah
Malang.
-
Hipotesis statistik :Ho: ρ = 0, 0 berarti terdapat hubungan antara variabel
x dan y
Ha: ρ ≠ 0, tidak ada hubungan antara variabel x dan y
G.
Tinjauan
Pustaka
Adanya fenomena
Instagram yang berkembang di masyarakat, terlebih remaja saat ini merupakan
bagian dari perkembangan media baru yang ada. Perkembangan media baru ini tidak
dapat dihindari, karena termasuk dalam perkembangan kehidupan manusia.
1.
Teori Persamaan
Media
Teori
persamaan media ini ingin menjawab persoalan mengapa orangorang secara tidak
sadar dan bahkan secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media
seolah-olah media itu manusia. Dengan demikian menurut asumsi teori ini, media
diibaratkan manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak
berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi
interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to face. Jelas teori
ini berkenaan sekali dengan penggunaan Instagram saat ini, bahwa dengan media
komunikasi seperti Instagram ini kita dapat berinteraksi dengan Smartphone seolah-olah
handphone ini adalah llawan bicara kita. Serta penggunaannya yang saat ini
sebagai media untuk berbelanja secara praktis, cepat dan tepat waktu. Mengapa
teori ini sangat relevan digunakan dipenelitian ini karena sudah sangat jelas,
karena sebagai manusia kita sangat membutuhkan informasi serta berkomunikasi.
Dalam hal ini media-media seperti handphone lah yang dapat digunakan untuk
menunjang proses ini, media inilah yang menjadi lawan dalam komunikasi manusia.
Karena itu dalam teori ini media pun disebutkan sebagai manusia karena mampu
memberikan feedback langsung terhadp kita manusia yang mengkomunikasikannya.
2. Teori
perilaku
Ada beberapa
teori mengenai perilaku manusia yang tidak dapat lepas dari keadaan individu
itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada. Salah satu teori
perilaku yang berkenaan dengan penelitian ini adalah teori dorongan (drive
theory).Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai
dorongan-dorongan tertentu. Dorongan-dorongan ini berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Bila
organisame itu mempunyai kebutuhan, dan organism ingin memenuhi kebutuhannya
maka akan terjadi ketegangan dalam diri organism itu. Bila organisme
berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau
reduksi dari dorongan-dorongan tersebut (Hull Crider, 1983 : 76).
Dalam hal ini, jelas bahwa manusia yang
berperilaku konsumtif mendapatkan dorongan dari lingkungannya untuk
mengkonsumsi barang secara berlebihan atau dengan kata lain tidak sesuai dengan
kebutuhan dasarnya. Hal inilah yang menjadi motivasi bagi mereka dalam
berperilaku konsumtif. Sebagaimanannya remaja yang selalu mengkonsumsi barang
yang berlebihan, perilaku konsumtif mereka ini lah yang mendorong mereka selalu
menjadi boros dalam hal berbelanja, setelah mereka mengenal yang namanya
Instagram lalu mulai berbelanja online melalui Instagram tersebut mereka akan
mulai merasakan dorongan-dorangan dalam diri mereka untuk memenuhi kebutuhan
mereka entah itu kebutuhan seperti baju, celana, aksesoris, tas dll. Dan
setelah mereka berbelanja online di Instagram dan merasakan kebutuhan mereka
terpenuhi maka dorongan-dorongan dalam diri mereka akan berkurang setelah
mereka mendapatkan kebutuhan yang mereka inginka. Mereka tidak berpikir apakah
barang tersebut berguna atau tidak untuk mereka, yang terpenting kebutuhan
mereka terpenuhi. Inilah yang menyebabkan perilaku konsumtif remaja terjadi dan
sesuai dengan penjelasan teori dorongan (drive theory) ini.[3]
3. Perilaku
konsumtif mahasiswa
Menurut
Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif amatlah variatif, tetapi
pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membeli barang
tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok. Sumartono
(2002) mengungkapkan bahwa secara operasional, indikator perilaku konsumtif
yaitu:
a. Membeli
produk karena iming-iming hadiah
Individu membeli suatu
barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut. Hal
ini akan memberikan pemikiran kepada konsumen bahwa hanya dengan membayar satu
produk, konsumen akan mendapatkan produk lebih.
b. Membeli
produk karena kemasannya menarik
Konsumen mahasiswa
sangat mudah untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan di hias dengan
warna-warna yang menrik. Artinya motif untuk membeli produk tersebut hanya produk
tersebut dibungkus dengan kemasan yang rapid an menarik. Produk yang dibungkus
rapi akan membuat daya tarik lebih kepada kosumen sehingga konsumen yang
melihat akan tertarik untuk membeli produk tersebut.
c. Membeli
produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi
Konsumen mahasiswa
mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya mahasiswa
mempunyai cirri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut dan sebagainya
dengan tujuan agar mahasiswa selalu berpenampilan menarik perhatian orang lain.
Mahasiswa membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri.
Hal ini akan menunjang penampilan mahasiswa yang pada dasarnya sudah memiliki
penampilan menarik.
d. Membeli
produk atas pertimbangan harga mahal dianggap prestige
Konsumen mahasiswa
cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya kehidupan mewah sehingga
cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah. Individu akan
merasa lebih percaya diri dan dihargai kalau barang-barang yang dikenakannya
adalah produk mahal.
e. Membeli
produk hanya sekedar menjaga symbol status
Mahasiswa mempunyai
kemampuan membeli yang tinggi, baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut,
dan sebagainya. Sehingga hal tersebut juga dapat menunjang sifat eklusif dengan
barang yang mahal dan member kesan berasal dari kelas social yang lebih tinggi.
Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar terlihat lebih
keren dimata orang lain.
f. Memakai
produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan.
Mahasiswa cenderung
meniru perilaku tokoh yang diidolakannya dalam bentuk menggunakan segala
sesuatu yang dapat dipakai oleh tokoh idolanya. Mahasiswa juga cenderung
memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut. Oleh
karena itu, produk apapun yang dipakai oleh tokoh idolanya maka akan menjadi
pertimbangan besar bagi mahasiswa terhadap produk yang akan dipakainya.
g. Munculnya
penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya
diri yang positif.
Mahasiswa sangat
terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan
oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Hurlock (1999) juga
menambahkan bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat mempercantik
penampilan fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri.[4]
H.
Metodologi
Penelitian
a. Populasi
dan sampel
Populasi dalam
penelitian ini adalah semua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dari
fakultas ilmu social dan ilmu politik, fakultas ekonomi dan bisnis, fakultas
keguruan dan ilmu pengetahuan dengan jumlah 50 orang. Terdiri atas 15 orang
pria dan 35 orang wanita.
b. Metode
pengumpulan data
Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa kuesioner (angket) dengan simple random sampling. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Berikut
contoh draft kuesioner yang dibuat oleh peneliti:
1. Apakah
anda pengguna akun social media instagram?
a) Iya
b) Tidak
2. Berapa
jam anda menggunakan akun instagram dalam sehari?
a) 2-3
jam b) 4-6 jam c) lainnya…..
3. Kegiatan
apa yang sering anda lakukan pada aplikasi tersebut?
Pernyataan
|
sering
|
jarang
|
Tidak pernah
|
a. Mencari
tahu lebih banyak tentang seseorang
|
|
|
|
b. Mencari
suatu hal yang baru
|
|
|
|
c. Melihat
sesuatu yang menghibur
|
|
|
|
d. Update
tentang keseharian
|
|
|
|
e. Meningkatkan
keterampilan
|
|
|
|
4. Seberapa
pengaruh likers dan followers pada akun Instagram anda?
a) Sangat
pengaruh b) biasa saja c) tidak pengaruh
5. Dari
segi apa anda rate diri anda sendiri?
a) Tempat
b) pakaian c) lainnya….
c. Metode
analisis data
Teknik analisis data
dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistic. Terdapat dua macam
statistic yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian yaitu, statistic
deskriptif dan statitik inferensial. Statitik inferensial meliputi statitik
parametris dan statistic nonparametris.
d. Metode
validitas data
Hasil penelitian yang
valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Daftar Pustaka
Sugiyono, Dr. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D, Alfabeta, Bandung,
2015
Hanurawan, Fattah. Psikologi
Sosial, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2012
Ahmad
Syaiful R., 2012, Hubungan Gaya Hidup Konsumtif Terhadap Harga Diri Mahasiswa http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20308770-S%2043109-%20Hubungan%20gaya-full%20text.pdf
Khirunnisa’,
2014, Dampak Aplikasi Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/11/artikel%20jurnal%20nisa%20_Genap2_%20(11-18-14-12-12-35).pdf
Wikipedia,
2015, definisi instagram,
id.wikipedia.org/wiki/Instagram
Keke
Mahardika, 2016, pengaruh penggunaan instagram di
kalangan remaja https://www.academia.edu/9797885/pengaruh_instagram_terhadap_kehidupan_remaja
Wikipedia,
2015, definisi konsumtif, id.wikipedia.org/wiki/Konsumtif
[1] Keke Mahardika, 2016, pengaruh penggunaan instagram di kalangan
remaja
[2] Wikipedia, 2015, definisi
instagram, id.wikipedia.org/wiki/Instagram
[3] Khirunnisa’, 2014, Dampak
Aplikasi Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/11/artikel%20jurnal%20nisa%20_Genap2_%20(11-18-14-12-12-35).pdf
[4] Ahmad Syaiful R., 2012, Hubungan
Gaya Hidup Konsumtif Terhadap Harga Diri Mahasiswa http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20308770-S%2043109-%20Hubungan%20gaya-full%20text.pdf
New Betting Offers - DrmCD
BalasHapusThe first 동두천 출장마사지 sign-up offer from our online betting website was the welcome offer 과천 출장마사지 of £1,000 on a deposit. There was no deposit 원주 출장마사지 required. 상주 출장샵 This 문경 출장안마 was because it